Penduduk, masyarakat, kebudayaan
Norma adalah suatu aturan yang disepakati dalam suatu masyarakat. Menurut kekuatan pengikatnya, Norma terdiri dari 4 macam:
- Cara (usage), yaitu suatu perbuatan antara individu yang satu dengan individu lain dalam hubungan bermasyarakat.
- Kebiasaan (folkways ), yaitu perbuatan yang di ulang-ulang dan memiliki kekuatan yang besar dibanding dengan cara (usage).
- Tata kelakuan (mores), yaitu sebuah kebiasaan yang biasa dilakukan dan dapat diterima sebagai pengatur dalam hubungan bermasyarakat.
- Adat kebiasaan (custom), biasanya Terjadi dari tata kelakuan yang kuat dengan pola keprilakuan masyarakat.
Ada 4 macam contoh Norma/ kaidah yang ada di dalam masyarakat, antara lain:
a) Norma Agama, yaitu aturan berupa perintah dan larangan serta petunjuk yang berasal dari tuhan. Contoh: Menghormati orang tua.
b) Norma Kesusilaan, yaitu aturan yang bersumber dari hati. Contoh: Berbuat baik dan jujur kepada sesama manusia.
c) Norma kesopanan, yaitu aturan yang timbul karena pergaulan masyarakat. Contoh: orang muda menghormati orang yang lebih tua.
d) Norma hukum, yaitu aturan yang dibuat oleh lembaga yang berwenang. Dan bagi siapa yang melanggar akan dikenakan sanksi. Contoh : Membunuh.
Pranata sosial adalah suatu prosedur yang dibangun untuk mengatur suatu hubungan antar manusia. Pranata sosial dibedakan menjadi 8 macam, antara lain:
a) Domestic Institution, yaitu pranata yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup perkerabatan. Contoh: perkawinan.
b) Economic Instiution, yaitu pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia dalam hal produksi. Contoh: koperasi, barter.
c) Educational Instiution, yaitu pranata yang berfungsi untuk memenuhi pendidikan manusia. Contoh: TK, SD, kursus, pesantren.
d) Scientific Instiution, yaitu pranata yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan ilmiah. Contoh: penemuan baru.
e) Esthetic and Recreation Instiution, yaitu pranata yang berfungsi untuk memenuhi keperluan manusia dalam menghayati keindahan dan rekreasi. Contoh: olah raga.
f) Religius Instiution, yaitu pranata yang berfungsi untuk memenuhi keperluan manusia terhadap tuhan. Contoh: do`a, dakwah, dzikir.
g) Political Instiution, yaitu pranata yang berfungsi memenuhi kebutuhan dalam mengatur hidup bermasyarakat. Contoh: Partai politik, pemerintahan.
h) Somatic Instiution, yaitu pranata yang berfungsi memenuhi kebutuhan manusia secara fisik. Contoh: kesehatan, kecantikan.
Studi Kasus
PENGEMIS
Hampir di setiap lampu merah di kota Malang ataupun mungkin di kota lainnya sering kita lihat pemandangan pengemis baik laki maupun perempuan baik anak-anak maupun yang tua baik yang cacat, pura-pura cacat maupun yang sehat jiwa raga meminta belas kasihan para pengendara yang kebetulan sedang berhenti terkena lampu merah.Tidak jarang orang yang iba dan memberi uang lebih kepada para pengemis melihat pemandangan tersebut. Tapi yang sekarang jadi masalah adalah apakah kita masih merasa iba melihat kenyataan sebenarnya bahwa para pengemis tetap orang yang itu-itu saja dan menjadikan penegmis sebagai suatu profesi bagi mereka.Kenyataan ini mungkin akan menjadi sah dan bisa ditolerir apabila seorang pengemis tersebut mungkin seorang manula atau seorang cacat yang tidak bisa bekerja lagi dikarenakan keadaan fisiknya. Tapi apakah kita masih bisa tetap mentolelir apabila anak muda yang sehat dan tidak sekolah atau seoprang ibu sehat yang membawa anaknya dan mengorbankan pendidikan anaknya atau seorang yang dengan segala tipu dayanya mengelabui para pengendara dengan membuat dirinya seakan-akan orang cacat meminta-minta uang di tepi atau di tengah jalan. Pernah suatu sore saya bertemu dengan seorang pengemis anak-anak kira-kira umurnya 9 tahun esok pagi harinya lagi saya bertemu lagi dengan anak yang sama sehingga sayapun bertanya “le awakmu gak sekolah ta?”. Dengan jawaban yang polos ia menjawab “enggak mas” esok harinya lagi kira-kira jam 05.30 saya bertemu lagi di tempat yang sama anak itu dijemput dari “tempat kerjanya” oleh ibunya menggunakan Yamaha Vega.Bayangkan seorang anak kecil dikader untuk menjadi seorang pemalas yang oportunis dimana orang lain rela menjual sepeda motor untuk biaya sekolah anaknya tapi seorang ibu berkendaraan Yamaha Vega menyuruh anaknya mendapat uang dengan mudah dengan cara merendahkan harga diri anaknya dengan cara lebih memilih mengemis daripada sekolah. Kalau kita berpikir siapa yang salah? Mungkin kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan pengemis tersebut bila menjadikan ngemis sebagai sebuah profesi. Karena bila kita lihat pada kondisi Indonesia saat ini orang tua untuk menyekolahkan anaknya dibutuhkan biaya yang tidak sedikit minimal 500 ribu belum lagoi ditambah dengan berbagai macam uang sekolah seperti uang ujian, uang bangku uang gedung dan lain-lain yang mungkin bila ditotal dalam 1 tahun bisa mencapai lebih dari 1 juta. Jadi menurut saya pribadi bukan hal yang aneh apabila orang tua lebih memilih memperkerjakan anaknya dengan alas an bekerja sebagai pengemis lebih menghasilakn daripada sekolah yang hanya menghabiskan uang. Disamping itu melihat kenyataan bahwa banyak lulusan SMA yang bekerja sebagai sopir angkot ,cleaning service ataupun mbecak.ini disebabkan karena banyaknya jumlah sarjana dari bebrbagai universitas, sedangkan untuk mencapai jenjang sarjana dalam 1 tahun saja dibutuhkan minimal uang satu juta lima ratus ribu rupiah ini bukan nominal yang kecil bagi mereka tukang angkot, ataupun mereka yang dibawah garis kemiskinan.melihat kenyataan ini jelas mereka rakyat yang berada di bawah garis kemiskinan banyak yang berpikir “ buat apa sekolah tinggi-tinggi kalo hanya jadi sopir angkot ataupun mbecak kayak bapaknya mendingan ngemis dari kecil lebih menghasilkan”
Entah bagaimana membuat “mereka” sadar bahwa pendidikan itu bukan hanya sekedar title semata untuk mencari kerja tapi dalam tulisan ini saya berharap pembaca bisa lebih kritis melihat kondisi pengemis di Indonesia. Karena bila kita memberi pengemis yang sehat dan masih muda kita sama saja ikut serta mendukung pembodohan dan kemalasan kaum muda di Indonesia.
Entah bagaimana membuat “mereka” sadar bahwa pendidikan itu bukan hanya sekedar title semata untuk mencari kerja tapi dalam tulisan ini saya berharap pembaca bisa lebih kritis melihat kondisi pengemis di Indonesia. Karena bila kita memberi pengemis yang sehat dan masih muda kita sama saja ikut serta mendukung pembodohan dan kemalasan kaum muda di Indonesia.
Opini
Menurut pendapat saya, norma itu harus dipatuhi oleh masyarakat karena norma itu adalah sebuah kaidah/aturan yang ada di dalam kehidupan masyarakat. Begitu juga pranata sosial kita pun harus mengikutinya di dalam kehidupan bermasyarakat karena saling terkait. Karenanya pranata juga dibuat untuk mengatur hubungan antar masyarakat.
Sumber referensi:
Drs.Chotib D.k.k, Kewarganegaraan 1, yudishtira, 2006
Drs.Chotib D.k.k, Kewarganegaraan 1, yudishtira, 2006
Budi Raharjo, LKS Sosiologi kelas XII semester Gasal, Quality
0 komentar:
Posting Komentar