NAMA : ASEP INDRA KUSUMAH
KELAS : 1ka24
NPM : 11110169
Kelompok : 6
Fungsi Agama
Seorang fungsionalis memandang agama sebagai petunjuk manusia untuk mengatasi diri dari ketidakpastian, ketidakberdayaan dan kelangkaan, dan agama dipandang sebagai mekanisme penyesuaian yang paling dasar terhadap unsur – unsur tersebut. Sumbangan agama terhadap pemeliharaan masyarakat adalah memenuhi sebagian diantara kebutuhan masyarakat. Fungsi agama dalam pengukuhan nilai – nilai, bersumber pada kerangka acuan yang bersifat sakral, maka normanya pun dikukuhkan dengan sanksi – sanksi sakral. dalam setiap masyarakat sanksi sakral mempunyai kekuatan memaksa istimewa, karena ganjaran dan hukumannya bersifat duniawi, supramanusiawi dan ukhrowi.
Fungsi agama di bidang sosial adalah fungsi penentu, dimana agama menciptakan suatu ikatan bersama, baik diantara anggota – anggota beberapa masyarakat umum maupun dalam kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka. Ada pula fungsi aagama di bidang sosialisasi individu yaitu individu, pada saat dia tumbuh dewasa, memerlukan suatu system nilai sebagai tuntunan umum untuk mengarahkan aktivitasnya ked ala masyarakat. Dimensi komitmen agama, menurut Ronald Robertson, diklarifikasikan berupa keyakinan, praktek, pengalaman, pengetahuan dan konsekuensi.
Pelembagaan Agama
Agama begitu universal, permanen dan mengatur dalam kehidupan, sehingga bila tidak memahami agama, akan sukar memahami masyarakat. Hal yang perlu dijawab dalam memahami lembaga agama adalah, apa dan mengapa agama ada, unsur dan bentuknya serta fungsi dan struktur agama. Dimensi keyakinan, praktek, pengalaman dan pengetahuan dapat diterima sebagai dalil atau dasar analitis, namun hubungan antara keempatnya tidak bisa dibuktikan tanpa ada data empiris.
Dari contoh sosial, lembaga keagamaan berkembang sebagai pola ibadah, pola ide – ide, ketentuan (keyakinan), dan tampil sebagai bentuk asosiasi atau organisasi. Pelembagaan agama puncaknya terjadi pada bidang intelektual, tingkat pemujaan (ibadat) dan tingkat organisasi.
Tampilnya organisasi agama adalah akibat adanya "perubahan batin" atau kedalam beragama mengimbangi perkembangan masyarakat dalam hal alokasi fungsi, fasilitas, produksi, pendidikan dan sebagainya. Agama menuju ke pengkhususan fungsional. Pengaitan agama tersebut mengambil bentuk dalam berbagai corak organisasi keagaaan
STUDI KASUS
Lembaga Agama Harus Ambil Bagian dalam Ketersediaan Pangan
Unjuk rasa Hari Pangan tahun lalu
KUPANG, KOMPAS.com — Lembaga agama harus turut mengambil bagian dalam upaya pengadaan pangan dunia. Kasus kelaparan di berbagai belahan dunia tidak begitu saja dibiarkan berlarut-larut oleh berbagai organisasi dunia. Hari pangan sedunia yang diperingati pada 16 Oktober 2009 mengingatkan lembaga-lembaga agama untuk terlibat secara konkret dalam upaya memerangi kelaparan global.
Pastor Paroki Sikumana Kupang, Pastor Kornelis Usboko Pr, ketika membacakan surat Konferensi Wali Gereja Indonesia mengenai hari pangan se-dunia di Kupang, Minggu (11/10), mengatakan, sebagian negara kaya kelimpahan makanan, tetapi di sejumlah besar negara miskin dan berkembang terjadi kelaparan di sejumlah wilayah.
Ajaran setiap agama menghendaki peran serta para pengikutnya dalam mengatasi kemiskinan, kelaparan, dan keterbelakangan itu. Agama Kristen misalnya mengajak semua pengikut nasrani untuk terlibat langsung atau tak langsung membantu sesama saudara yang kekurangan atau kelaparan.
"Ketika Yesus sedang mengajar ribuan orang, dan hari sudah mulai malam, Yesus bertanggung jawab memberi mereka makan. Ia tidak membiarkan orang-orang itu pulang dalam keadaan lapar. Karena itu, dengan lima potong roti dan dua ekor ikan yang dibawa seorang anak kecil, Yesus memperbanyak makanan itu dan ribuan peserta makan sampai kenyang," kata Usboko.
Para Rasul waktu itu bertanggung jawab membagi-bagikan makanan yang telah diberkati Yesus kepada semua hadirin, tanpa ada yang kelaparan. Roti itu tidak disembunyikan atau ditumpuk rasul untuk kepentingan pribadi atau kelompok, tetapi dibagi sampai habis kepada peserta. Hendaknya para pemimpin dan pengambil kebijakan tidak menimbun harta benda, uang, dan jenis barang lainnya, yang seharusnya menjadi milik masyarakat umum.
Sumber: http://regional.kompas.com/read/2009/10/11/09553814/lembaga.agama.harus.ambil.bagian.dalam.ketersediaan.pangan
OPINI
Saya menyimpulkan bahwa agama itu ada agar dapat menciptakan suatu ikatan bersama, baik diantara anggota – anggota beberapa masyarakat umum maupun dalam kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka. Dan lembaga agama itu ada akibat dari adanya perkembangan masyarakat dalam hal beragama. Dan pengaitan agama terbentuk dalam berbagai organisasi keagamaan.
Sumber Referensi:
harwantioko & naltjie F.katuuk, MKDU: Ilmu Sosial Dasar, Seri Diktat Kuliah, Gunadarma
Recent Comments